<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d31978585\x26blogName\x3dCORETAN+ENDANG\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dTAN\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://coretan-endang.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://coretan-endang.blogspot.com/\x26vt\x3d2253316379687411988', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

CORETAN ENDANG

Segalanya yang ingin kucoretkan.......cerita-cerita tentang kehidupan yang ada, dan tak usah risau tentang nyata atau tidak..........
 

Wangi Yang Itu

Tuesday, January 08, 2008

" Bagaimana kau atur rumahmu " , pernah satu kali pertanyaan itu muncul. Lupa darimana datangnya. Yang diingat perempuan itu hanya bagaimana dia bereaksi pada pertanyaannya. Perempuan itu termangu diam dalam masa yang tak tahu berapa putaran. Begitu reaksi pertamanya.

Bukan tak ada yang berkelebat dalam benak. Terlalu banyak justru. Dan selalu sampai pada bentuk-bentuk rumah yang selalu ia bongkar lagi dan bentuk lagi yang baru seperti anaknya memainkan Lego di kamar. Begitu cepatnya bongkar dan pasang imajiner itu terjadi di sebuah pemandangan pribadinya. Tak ada yang cukup memuaskan. Sampai ia lelah. Pembongkaran itu terjadi tanpa dia ingini, seperti arus air yang tiba-tiba datang tak terbendung. Maka bukan dari dia.

Perempuan itu melangkah. Apa yang dilakukan kedua tangannya sudah biasa terjadi. Tapi hari, minggu, dan bulan-bulan ini lebih kerap terjadi. " Aku semprotkan wangi ocean blue ini banyak-banyak saja.....biar hilang citroen-nya....." Tak ada yang pernah memilih citroen disini. Aku melati, dan dia ocean blue. Tapi selalu tercium citroen itu di hidungnya di bulan-bulan akhir ini.

" ...tak ada.....tak mengerti tepatnya, wangi apa ini.....", begitu temannya pernah mengatakan satu kali. " Kau selalu suka melati, tapi setiap kau berlalu selalu kau bawa serta ocean blue. Wanginya berpadu dalam ramuanmu dan unik. Kini aku tak mengenali lagi. "

Dia tak mengenaliku lagi. Temannya itu tak mengenalinya lagi dari wangi yang ada bersamaku. Cuma aku yang mendapati citroen di hidungku, setiap saat. Citroen itu telah mengacaukan penciuman dan aku tak bisa dikenali lagi, gaung suaranya bergema di sudut hati.

Perempuan itu termangu lagi. Hidung tak bisa memilih apa yang mau dia cium. Ketika di rumah ini telah diberinya tempat untuk hidungnya memilih apa yang bisa dicium tiap kali, tiba-tiba saja datang wangi yang lain, dari kisi entah yang mana. Wangi yang datang pada hidungnya sendiri, hingga dia tak mampu mengenali lagi ocean blue-nya. Dan menjadikan hidung lain tak mampu mengenali wangi yang biasa ada. Maka sesuatu telah hilang.

" Ini memang penipuan. Pengkhianatan. Meski dia tak tahu adanya citroen, tapi jika kau jadi tak mencium apa-apa, mungkin dia juga jadi tak mencium apa-apa. Kasihan dia ".
" Lalu.......bagaimana? "
" Apanya bagaimana ? Akankah kunikmati sendiri, maksudmu? "
" Tidak juga. Karena toh kau sudah menikmatinya bulan-bulan ini "
" Lalu ? "
" Apa yang akan kau lakukan kemudian.......terus menikmatinya atau apa...."
" Menikmati memang sungguh luar biasa. Citroen ini toh datang sendiri. Tapi apa artinya jika dia lalu tak mencium apa-apa. Jika kau saja bertanya, dia pasti bertanya juga dalam
hatinya apa yang membuat wangi ramuanku jadi tak tercium. Tak seharusnya aku diam
saja. Tak semestinya kubiarkan citroen merajalela merajai hidungku. Memabukkan. Akan membuatku lebih merindukan citroen itu daripada ocean blue-ku dulu. Maka tak akan
sama lagi ramuan wanginya nanti. "
" Jadi........? "

Perempuan itu tak merasa perlu menjawab apa-apa. Terus disebarkannya ocean blue di tiap ruang kecil rumahnya, berganti-ganti dengan melatinya. Tidak satu hari, harus terus setiap hari. Agar ramuannya mewujud. Agar kembali wanginya yang dulu. Dan dia tahu, bagaimanapun bentuk bangunan di benaknya akan tetap bongkar pasang seperti mainan anaknya. Tapi dia bisa menjawab pertanyaan yang dulu.

" Bagaimanapun bongkar pasang itu terjadi, aku akan selalu mengatur rumahku dengan wangi yang itu, yang hanya aku bisa membuat ramuannya ".

Rumah ini terlalu sesak udaranya untuk ditempati wangi yang lain........................

Labels:

 
   





© 2006 CORETAN ENDANG | Blogger Templates by Gecko & Fly.
No part of the content or the blog may be reproduced without prior written permission.
Learn how to Make Money Online at GeckoandFly