Surat Untuk Kekasih.....
Friday, June 01, 2007Selamat pagi sayangku,
Tanpa terasa, sudah cukup jauh kita melangkah. Ada banyak kata, bunga dan limbah dalam perjalanan itu. Tapi sungguh masih terlalu jauh lagi jarak yang diperuntukkan bagi kaki-kaki ini. Mampukah? Harus, dengan bantuan cinta dan hati .
Kekasih,
begitu banyak khilaf kuletakkan disini. Tapi senyummu untukku tak pernah hilang. Meski kutahu mungkin kaupun penat dengan debu jalanan menempel. Dan karenanya, senyumku pun mampu kuberikan untuk khilafmu.
Sayang,
ingatkah kau beribu lembar kertas dan bergalon tinta pernah tertuang untuk menjembatani ratusan kilo jarak lautan? Pasti, begitu jawabmu. Mereka saksinya bagaimana kita mengobati luka yang tergores karena tak saling memandang. Dan mereka juga obat kita kala marah dan benci tiba-tiba hadir. Karena kadang kita memang butuh banyak hal di luar diri untuk membantu tetap tegak. Sesungguhnya karena kita mengetahui kelemahan kita sendiri.
Dan cintaku,
lihatlah mata-mata kecil yang masih terpejam di pagi ini. Merekalah napas kita sekarang. Untuk mereka kita hidup dan melangkah saat ini. Demi menjaga kemurnian mereka pula, kita harus menjaga rasa ini. Maka masih banyak tugas yang ada di pangkuan. Tapi aku yakin bisa kita lakukan bersama. Dengan mata hati kita.
Kekasih,
terimakasih untuk semua hal yang kuterima darimu. Mari kita tetap bergenggaman tangan. Dan jangan biarkan ada angin jahat menyelusup di sela jari-jari ini, agar kita tidak hancur olehnya.
Cinta Pada langkah ke 14,
Istrimu
Kekasih,
begitu banyak khilaf kuletakkan disini. Tapi senyummu untukku tak pernah hilang. Meski kutahu mungkin kaupun penat dengan debu jalanan menempel. Dan karenanya, senyumku pun mampu kuberikan untuk khilafmu.
Sayang,
ingatkah kau beribu lembar kertas dan bergalon tinta pernah tertuang untuk menjembatani ratusan kilo jarak lautan? Pasti, begitu jawabmu. Mereka saksinya bagaimana kita mengobati luka yang tergores karena tak saling memandang. Dan mereka juga obat kita kala marah dan benci tiba-tiba hadir. Karena kadang kita memang butuh banyak hal di luar diri untuk membantu tetap tegak. Sesungguhnya karena kita mengetahui kelemahan kita sendiri.
Dan cintaku,
lihatlah mata-mata kecil yang masih terpejam di pagi ini. Merekalah napas kita sekarang. Untuk mereka kita hidup dan melangkah saat ini. Demi menjaga kemurnian mereka pula, kita harus menjaga rasa ini. Maka masih banyak tugas yang ada di pangkuan. Tapi aku yakin bisa kita lakukan bersama. Dengan mata hati kita.
Kekasih,
terimakasih untuk semua hal yang kuterima darimu. Mari kita tetap bergenggaman tangan. Dan jangan biarkan ada angin jahat menyelusup di sela jari-jari ini, agar kita tidak hancur olehnya.
Cinta Pada langkah ke 14,
Istrimu
Labels: Napak Tilas, Sepenuh Cinta