Wangi Yang Itu
" Bagaimana kau atur rumahmu " , pernah satu kali pertanyaan itu muncul. Lupa darimana datangnya. Yang diingat perempuan itu hanya bagaimana dia bereaksi pada pertanyaannya. Perempuan itu termangu diam dalam masa yang tak tahu berapa putaran. Begitu reaksi pertamanya.
Bukan tak ada yang berkelebat dalam benak. Terlalu banyak justru. Dan selalu sampai pada bentuk-bentuk rumah yang selalu ia bongkar lagi dan bentuk lagi yang baru seperti anaknya memainkan Lego di kamar. Begitu cepatnya bongkar dan pasang imajiner itu terjadi di sebuah pemandangan pribadinya. Tak ada yang cukup memuaskan. Sampai ia lelah. Pembongkaran itu terjadi tanpa dia ingini, seperti arus air yang tiba-tiba datang tak terbendung. Maka bukan dari dia.
Perempuan itu melangkah. Apa yang dilakukan kedua tangannya sudah biasa terjadi. Tapi hari, minggu, dan bulan-bulan ini lebih kerap terjadi. " Aku semprotkan wangi ocean blue ini banyak-banyak saja.....biar hilang citroen-nya....." Tak ada yang pernah memilih citroen disini. Aku melati, dan dia ocean blue. Tapi selalu tercium citroen itu di hidungnya di bulan-bulan akhir ini.
" ...tak ada.....tak mengerti tepatnya, wangi apa ini.....", begitu temannya pernah mengatakan satu kali. " Kau selalu suka melati, tapi setiap kau berlalu selalu kau bawa serta ocean blue. Wanginya berpadu dalam ramuanmu dan unik. Kini aku tak mengenali lagi. "
Dia tak mengenaliku lagi. Temannya itu tak mengenalinya lagi dari wangi yang ada bersamaku. Cuma aku yang mendapati citroen di hidungku, setiap saat. Citroen itu telah mengacaukan penciuman dan aku tak bisa dikenali lagi, gaung suaranya bergema di sudut hati.
Perempuan itu termangu lagi. Hidung tak bisa memilih apa yang mau dia cium. Ketika di rumah ini telah diberinya tempat untuk hidungnya memilih apa yang bisa dicium tiap kali, tiba-tiba saja datang wangi yang lain, dari kisi entah yang mana. Wangi yang datang pada hidungnya sendiri, hingga dia tak mampu mengenali lagi ocean blue-nya. Dan menjadikan hidung lain tak mampu mengenali wangi yang biasa ada. Maka sesuatu telah hilang.
" Ini memang penipuan. Pengkhianatan. Meski dia tak tahu adanya citroen, tapi jika kau jadi tak mencium apa-apa, mungkin dia juga jadi tak mencium apa-apa. Kasihan dia ".
" Lalu.......bagaimana? "
" Apanya bagaimana ? Akankah kunikmati sendiri, maksudmu? "
" Tidak juga. Karena toh kau sudah menikmatinya bulan-bulan ini "
" Lalu ? "
" Apa yang akan kau lakukan kemudian.......terus menikmatinya atau apa...."
" Menikmati memang sungguh luar biasa. Citroen ini toh datang sendiri. Tapi apa artinya jika dia lalu tak mencium apa-apa. Jika kau saja bertanya, dia pasti bertanya juga dalam
hatinya apa yang membuat wangi ramuanku jadi tak tercium. Tak seharusnya aku diam
saja. Tak semestinya kubiarkan citroen merajalela merajai hidungku. Memabukkan. Akan membuatku lebih merindukan citroen itu daripada ocean blue-ku dulu. Maka tak akan
sama lagi ramuan wanginya nanti. "
" Jadi........? "
Perempuan itu tak merasa perlu menjawab apa-apa. Terus disebarkannya ocean blue di tiap ruang kecil rumahnya, berganti-ganti dengan melatinya. Tidak satu hari, harus terus setiap hari. Agar ramuannya mewujud. Agar kembali wanginya yang dulu. Dan dia tahu, bagaimanapun bentuk bangunan di benaknya akan tetap bongkar pasang seperti mainan anaknya. Tapi dia bisa menjawab pertanyaan yang dulu.
" Bagaimanapun bongkar pasang itu terjadi, aku akan selalu mengatur rumahku dengan wangi yang itu, yang hanya aku bisa membuat ramuannya ".
Rumah ini terlalu sesak udaranya untuk ditempati wangi yang lain........................
Bukan tak ada yang berkelebat dalam benak. Terlalu banyak justru. Dan selalu sampai pada bentuk-bentuk rumah yang selalu ia bongkar lagi dan bentuk lagi yang baru seperti anaknya memainkan Lego di kamar. Begitu cepatnya bongkar dan pasang imajiner itu terjadi di sebuah pemandangan pribadinya. Tak ada yang cukup memuaskan. Sampai ia lelah. Pembongkaran itu terjadi tanpa dia ingini, seperti arus air yang tiba-tiba datang tak terbendung. Maka bukan dari dia.
Perempuan itu melangkah. Apa yang dilakukan kedua tangannya sudah biasa terjadi. Tapi hari, minggu, dan bulan-bulan ini lebih kerap terjadi. " Aku semprotkan wangi ocean blue ini banyak-banyak saja.....biar hilang citroen-nya....." Tak ada yang pernah memilih citroen disini. Aku melati, dan dia ocean blue. Tapi selalu tercium citroen itu di hidungnya di bulan-bulan akhir ini.
" ...tak ada.....tak mengerti tepatnya, wangi apa ini.....", begitu temannya pernah mengatakan satu kali. " Kau selalu suka melati, tapi setiap kau berlalu selalu kau bawa serta ocean blue. Wanginya berpadu dalam ramuanmu dan unik. Kini aku tak mengenali lagi. "
Dia tak mengenaliku lagi. Temannya itu tak mengenalinya lagi dari wangi yang ada bersamaku. Cuma aku yang mendapati citroen di hidungku, setiap saat. Citroen itu telah mengacaukan penciuman dan aku tak bisa dikenali lagi, gaung suaranya bergema di sudut hati.
Perempuan itu termangu lagi. Hidung tak bisa memilih apa yang mau dia cium. Ketika di rumah ini telah diberinya tempat untuk hidungnya memilih apa yang bisa dicium tiap kali, tiba-tiba saja datang wangi yang lain, dari kisi entah yang mana. Wangi yang datang pada hidungnya sendiri, hingga dia tak mampu mengenali lagi ocean blue-nya. Dan menjadikan hidung lain tak mampu mengenali wangi yang biasa ada. Maka sesuatu telah hilang.
" Ini memang penipuan. Pengkhianatan. Meski dia tak tahu adanya citroen, tapi jika kau jadi tak mencium apa-apa, mungkin dia juga jadi tak mencium apa-apa. Kasihan dia ".
" Lalu.......bagaimana? "
" Apanya bagaimana ? Akankah kunikmati sendiri, maksudmu? "
" Tidak juga. Karena toh kau sudah menikmatinya bulan-bulan ini "
" Lalu ? "
" Apa yang akan kau lakukan kemudian.......terus menikmatinya atau apa...."
" Menikmati memang sungguh luar biasa. Citroen ini toh datang sendiri. Tapi apa artinya jika dia lalu tak mencium apa-apa. Jika kau saja bertanya, dia pasti bertanya juga dalam
hatinya apa yang membuat wangi ramuanku jadi tak tercium. Tak seharusnya aku diam
saja. Tak semestinya kubiarkan citroen merajalela merajai hidungku. Memabukkan. Akan membuatku lebih merindukan citroen itu daripada ocean blue-ku dulu. Maka tak akan
sama lagi ramuan wanginya nanti. "
" Jadi........? "
Perempuan itu tak merasa perlu menjawab apa-apa. Terus disebarkannya ocean blue di tiap ruang kecil rumahnya, berganti-ganti dengan melatinya. Tidak satu hari, harus terus setiap hari. Agar ramuannya mewujud. Agar kembali wanginya yang dulu. Dan dia tahu, bagaimanapun bentuk bangunan di benaknya akan tetap bongkar pasang seperti mainan anaknya. Tapi dia bisa menjawab pertanyaan yang dulu.
" Bagaimanapun bongkar pasang itu terjadi, aku akan selalu mengatur rumahku dengan wangi yang itu, yang hanya aku bisa membuat ramuannya ".
Rumah ini terlalu sesak udaranya untuk ditempati wangi yang lain........................
Labels: Sekadar Coretan
kata temanku, wangi itu bagusnya memang satu aja..jadinya khas.
tapi..idungku suka sakit kalo mencium wangi perfume lebih dari 5x. gimana donk..akhirnya wangi tubuhku ganti2x tiap hari hehhee
aku suka apa aja pokoknya yg seger
rumahku surgaku, eh, salah deng, rumahmu surgamu, bukan cuma aromanya bahkan sudut paling kecilpun tentunya sudah direka dengan seksama, ah, sayah sok tahu yah.
Aku mencium sesuatu yang lain kali ini, bukan hanya soal wanginya, tetapi ada "wangi" lain :D.
Dan senang melihat endingnya, yang keknya berhasil memulai dari awal lagi ^_^
hmmmmmm..... *berpikir keras*
Harus Log In ke YM nih biar dapet press konfrens hehehehe
rumahku istanaku..
gak berani komen. takut salah soalnya sebenernya gak begitu ngerti inti ceritanya. mosok tentang parfum ruangan? kayaknya gak mungkin....
saya sangat suka dengan ruangan yang harum
hmmm...
aku paling suka wangi melati, tapi kalo dicampur2 jadi gmn ya?
wangi cerita ini bikin aku mikir lamaa, susah mnecerna, tp enak dibaca :D
mba, asli aku ga mudeng klo model critanya tersembunyi gini....
idem budhe venus takut salah komen.
maapkeun.
maafkan hamba yang suka membaca tapi kurang nangkep!!!
kalau boleh nebak,,,, MAU ADA PENGHUNI BARU DI RUMAH MBAK ENDANG YA??
KARENA NAMBAH 1 WANGI LAGI
cuma mo komentar wangian aja, aku lebih suka bau lavender nya :D
oiiii mo diet napa, masih slim getu loh
walah wangi-wangian, sebaiknya satu aja biar sepp
*dian, eh lucu juga nek.....lebih dari 5x bisa sakit hidungnya...
*de, utk wangi2an sih iya ya....
*danu,mmm.....bapak ini sok taunya byk tp nyenggol2 lho...
*iko, benar iko...tapi ini tidak ada kaitan lsg, hanya coretan utk semua perempuan.
*madame, mikirnya jgn sambil jedotin pala...so??????
*tata, ah...artisnya kan elo...
*cempluk, ya?
*venus, ambipur....hmmm......lol....
*hair, menyegarkan pikiran ya..
*anang, ya nang?
*meiy, msh blm bisa mencerna?
*evi, mencoba berkontemplasi aja nih Vi....
*ichal, wah....Uda kan rajanya syair....ini hanya sebuah kontemplasi ttg hati perempuan...
*kenny, lama gak fitness, jadi berasa berat....
*ario, hehehhe, sip mas.....
Rumah adalah ruang jiwa dimana si empunya itu bernafas lepas dari segala hiruk-pikuk-nya hari.. :-)
Buat saya, weangian..apa saja masuk..asal bukan wangi tujuh rupa bau kelek kampret-kampret ireng itu turut masuk ke rumah :D
Parfum orang apa parfum ruangan mbak? atau jangan2 ada yang lagi hamil neh...
Selalu ada napas panjang yang tertarik dan terhembus setiap membaca postingannya, sama seperti kali ini.
Kenapa manusia selalu merasa kurang dengan yang ada, kenapa selalu ada yg terluka, kenapa selalu ada yg lain.
sampai sekarang aku gak tahu jawabannya.
Tegar dan semangat mungkin yang menjadi sebuah kekuatan untuk tetap bertahan.
kalo udah mantep dengan satu wangi yang saya suka, jarang saya ganti lagi, Mbak...
kalau wangi menyan...aku yo ngaburrr mbak :)
aku sih sering pusying mencium wangi baru :D
»
Post a Comment